Minggu, 11 Januari 2015

Pengukuran Hitung Jumlah Leukosit

I. Tujuan
a.      Tujuan Instruksional Umum
1.      Untuk mengetahui jumlah leukosit yang diperiksa
2.      Untuk mengetahui metode pemeriksaan hitung leukosit

b.     Tujuan Instruksional Khusus
1.      Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan leukosit dengan metode manual dengan menggunakan kamar hitung.
2.      Untuk dapat melaksanakan pemeriksaan leukosit dengan metode manual dengan menggunakan kamar hitung.
3.      Untuk dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan leukosit.

II. Metode
            Metode yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah metode manual dengan menggunakan kamar hitung ( Improved Neubauer).

III. Prinsip
            Darah diencerkan dengan larutan Turk dengan jumlah pengenceran 20 kali menggunakan pipet thoma leukosit, kemudian diisapkan plat kaca ke kamar hitung, lalu ditunggu beberapa menit sehingga sel-sel darah mengencap dan dihitung kamar hitung dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 40 kali.

IV. Dasar Teori
A.    Definisi Darah
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbondioksida dan hasil limbah lainnya. Darah terdiri dari elemen-elemen berbentuk dan plasma dalam jumlah setara. Elemen-elemen berbentuk tersebut adalah sel darah merah (eritrosit),sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
B.     Pengertian Leukosit
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Leukosit adalah sel heterogen yang memiliki fungsi yang sangat beragam. Walaupun demikian sel sel ini berasal dari suatu sel bakal (stem cell) yang berdifferensiasi (mengalami pematangan) sehingga fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan. Maturasi / hematopoesis dari sel leukosit adalah sebagai berikut :
Stem cell (myeloid) myeloblast promyelocyte metamyelocyte band granulocyte segmented granulocyte (neutrofil, eosinofil, basofil).
Nilai normal :  
Bayi baru lahir             9000 -30.000 /mm3
Bayi/anak                    9000 - 12.000/mm3
Dewasa                       4000-10.000/mm3
      Berdasarkan granulasi sitoplasmanya, leukosit dibedakan menjadi granuler meliputi Basofil, Eosinofil, dan Neutrofil serta agranuler meliputi Limfosit dan Monosit. Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak), apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan lain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin, kanamycin, streptomycin, dan Iain-Iain. Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan, terutama asetaminofen (parasetamol), kemoterapi kanker, antidiabetika oral, dan antibiotika (penicillin, cephalosporin).

C.    Proses Pembentukan Leukosit
            Pembentukan sel darah putih dimulai dari diferensiasi dini dari sel stem hemopoietik pluripoten menjadi berbagai tipe sel stem committed. Selain sel-sel committed tersebut, untuk membentuk eritrosit dan membentuk leukosit. Dalam pembentukan leukosit terdapat dua tipe yaitu mielositik dan limfositik. Pembentukan leukosit tipe mielositik dimulai dengan sel muda yang berupa mieloblas sedangkan pembentukan leukosit tipe limfositik dimulai dengan sel muda yang berupa limfoblas.
http://wapedia.mobi/thumb/075b14707/id/fixed/470/344/Illu_blood_cell_lineage.jpg?format=jpg

      Leukosit yang dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama granulosit, disimpan dalam sumsum sampai sel-sel tersebut diperlukan dalam sirkulasi. Kemudian, bila kebutuhannya meningkat, beberapa faktor seperti sitokin-sitokin akan dilepaskan. Dalam keadaan normal, granulosit yang bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira tiga kali jumlah yang disimpan dalam sumsum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit selama enam hari. Sedangkan limfosit sebagian besar akan disimpan dalam berbagai area limfoid kecuali pada sedikit limfosit yang secara temporer diangkut dalam darah.
      Masa hidup granulosit setelah dilepaskan dari sumsum tulang normalnya 4-8 jam dalam sirkulasi darah, dan 4-5 jam berikutnya dalam jaringan. Pada keadaan infeksi jaringan yang berat, masa hidup keseluruhan sering kali berkurang. Hal ini dikarenakan granulosit dengan cepat menuju  jaringan yang terinfeksi, melakukan fungsinya, dan masuk dalam proses dimana sel-sel itu sendiri harus dimusnahkan. Monosit memiliki masa edar yang singkat, yaitu 10-20 jam, berada di dalam darah sebelum berada dalam jaringan. Begitu masuk ke dalam jaringan, sel-sel ini membengkak sampai ukurannya yang sangat besar untuk menjadi makrofag jaringan. Dalam bentuk ini, sel-sel tersebut dapat hidup hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Makrofag jaringan ini akan menjadi dasar bagi sistem makrofag jaringan yang merupakan system pertahanan lanjutan dalam jaringan untuk melawan infeksi.
      Limfosit terus menerus memasuki sistem sirkulasi bersama dengan pengaliran limfe dari nodus limfe dan jaringan limfe lain. Kemudian, setelah beberapa jam, limfosit berjalan kembali ke jaringan dengan cara diapedesis dan selanjutnya kembali memasuki limfe dan kembali ke jaringan limfoid atau ke darah lagi demikian seterusnya. Limfosit memiliki masa hidup berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, tetapi hal ini tergantung pada kebutuhan tubuh akan sel-sel tersebut.
D.    Fungsi Leukosit
§  Fungsi umum leukosit sebagai berikut:
a.      Defensif yaitu mempertahankan tubuh dari benda benda asing yng dilakukan oleh neutofil dan monosit.
b.      Reparatif yaitu memperbaiki jaringan yang rusak yang dilakukan oleh basofil.
§  Fungsi khusus leukosit sebagai berikut:
  1. Neutrofil berperan dalam fagositosis.
  2. Eosinofil berperan dalam respon terhadap penyakit parasit dan penyakit alergi.
  3. Basofil berperan dalam mengeluarkan histamin, heparin dan dilepaskan setelah pengikatan IgE ke reseptor permukaan, berperan penting pada reaksi hipersensitivitas segera.
  4. Limfosit berperan dalam pertahanan tubuh lewat sel ( sel B sel T) sel B memperantarai imunitas humoral. Sel T memperantarai imunitas seluler.
  5. Monosit berperan dalam fagositosis ekstravaskuler.
E.     Sifat-sifat Leukosit
Sifat-sifat leukosit sebagai berikut:
  1. Kemoktaksis yaitu tertarik pada daerah yang mengeluarkan zat kimia tertentu.
  2. Amoeboid motion yaitu dapat bergerak seperti amoeba.
  3. Diapedesis yaitu dapat melewati membran kapiler sehingga dapat melewati pembuluh darah dengan mengerutkan sel nya.
  4. Fagositosis yaitu menghancurkan benda benda asing yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh neutrofil dan monosit.
F.     Hitung Leukosit
            Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. Leukosit merupakan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh, terhadap benda asing, mikroorganisme atau jaringan asing, sehingga hitung jumlah leukosit merupakan indikator yang baik untuk mengetahui respon tubuh terhadap infeksi.
            Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu cara automatik menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara manual dengan menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop. Kali ini akan dibahas mengenai pemeriksaan jumlah leukosit cara manual.
·         Cara manual (Hemositometer)
Hemositometer adalah alat yang dipakai untuk menghitung jumlah sel darah dan terdiri dari kamar hitung, kaca penutupnya dan dua macam pipet.  Mutu kamar hitung serta pipet-pipet harus memenuhi syarat-syarat ketelitian tertentu.
a.       Kamar hitung.
Kamar hitung yang sebaiknya dipakai ialah yang memakai garis bagi “improved Neubauer”. “Luas seluruh bidang yang dibagi” adalah 9 mm2 dan bidang ini dibagi menjadi Sembilan “bidang besar” yang luasnya masing-masing 1 mm2. Bidang besar dibagi lagi menjadi 16 ”bidang sedang” yang luasnya masing-masing 1/4 x 1/4 mm2. Bidang besar yang letaknya di tengah-tengah berlainan pembaginya: ia dibagi menjadi 25 bidang dan tiap bidang itu dibagi lagi menjadi 16 “bidang kecil”. Dengan demikian jumlah bidang kecil itu seluruhnya 400 buah,masing-masing luasnya 1/20 x 1/20 mm2.Tinggi kamar hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergaris-garis dan kaca penutup yang berpasangan adalah  1/10 mm. Maka volume diatas tiap-tiap bidang menjadi sbb;
1 bidang kecil `= 1/20 x 1/20 x1/10 =1/4000 mm3
1 bidang sedang = 1/4 x 1/4 x 1/10 =1/160 mm3
1 bidang besar = 1 x 1 x 1/10 = 1/10 mm3
Seluruh bidang yang dibagi = 3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm3

b.      Kaca penutup.
Hendaknya memakai kaca penutup yang khusus diperuntukkan bagi kamar hitung. Kaca penutup itu lebih tebal dari yang biasa, sedangkan ia dibuat dengan sangat datar. Hanya dalam keadaan darurat kaca penutup biasa boleh dipakai. Kaca penutup untuk menghitung jumlah trombosit dengan tehnik fasekontrast lebih tipis daripada yang dipakai untuk mikroskop biasa.
c.       Pipet.
Pipet Thoma untuk pengenceran leukosit (pipet leukosit) terdiri dari sebuah pipa kapiler yang bergaris – bagi dan membesar pada salah satu ujung menjadi bola. Dalam bola itu terdapat sebutir kaca putih. Pada pertengahan pipa kapiler itu ada garis bertanda angka ”0,5” dan ada bagian atasnya, yaitu dekat bola, terdapat garis bertanda “1,0”. Di atas bola ada angka lain lagi, yaitu pada garis tanda “11”.
Perhatikan bahwa angka – angka itu bukanlah menandakan satu volume yang mutlak melainkan perbandingan volume. Yang penting dan menentukan ialah pengenceran darah yang terjadi dalam pipet itu. Seandainya lebih dulu diisap darah sampai garistanda “0,5” kemudian cairan pengencer sampai garis-tanda “11”, maka darah dalam bola pipet itu diencerkan 20 kali.

·         Perhitungan jumlah leukosit
Leukosit dihitung dalam 4 bidang besar yang terletak di pinggir bidang (bertanda W). Tiap bidang besar terdiri dari 16 bidang sedang yang masing-masing luasnya adalah 1/16 mm2. Dengan demikian leukosit dihitung dalam  64 bidang sedang, luas keseluruhan ialah 64 x 1/16 mm2 = 4 mm2.
Kamar Hitung Improved Neubaur
Keterangan:
W : kotak untuk hitung jumlah lekosit
R  : kotak untuk hitung jumlah eritrosit








Cara Menghitung Leukosit Didalam Kamar Hitung
Keterangan :
1 : tidak dihitung
2: dihitung
·         Cara menghitung leukosit didalam kamar hitung improved
Mulai menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan; kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri; lalu turun lagi ke bawah dan mulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada 4 bidang besar tersebut. Semua sel yang  menyentuh garis batas sebelah atas dan kiri, dianggap masuk ke dalam ruangan dan dihitung. Sedangkan sel yang menyentuh garis batas sebalah kanan dan bawah dianggap tidak masuk dan tidak dihitung.  Hitung jumlah leukosit dapat diperoleh dari perhitungan:
Luas 64 bidang sedang = 64x1/16 mm2 = 4 mm2
Tinggi kaca penutup 1/10 mm.
Jadi isi 64 bidang sedang = 4x1/10=2/5 mm3 yang didalamnya terdapat N eritrosit. Pengenceran 20x
Jadi rumus perhitungan jumlah leukosit :
S leukosit per mm3 =
 = N x 50 /μl darah


G.    Masalah Klinis
PENINGKATAN JUMLAH : Infeksi akut (pneumonia, tuberkulosis, meningitis, apendisitis, tonsilitis, pielonefritis, peritonitis, pankreatitis, divertikulitis, septikemia, demam rematik), leukemia, nekrosis jaringan (infark miokardial, sirosis hati, luka bakar, kanker organ, emfisema, ulkus peptikum), penyakiy kolagen, anemia hemolitik dan sel sabit, penyakit parasitik, stress (pembedahn, demam, kekacauan emosional yang berlangsung lama). Pengaruh Obat : Aspirin, heparin, digitalis, epinefrin, lithium, histamin, antibiotik (ampisilin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetrasiklin, vankomisin, streptomisin), senyawa emas, prokainamid, triamteren, alopurinol, kalium iodida, derivat didantoin, sulfonamid.

PENURUNAN JUMLAH : Penyakit hematopoetik (anemia aplastik, anemia pernisiosa, hipersplenisme, penyakit Gaucher), infeksi virus, malaria, agranulositosis, alkoholisme, SLE, artritis rheumatoid. Pengaruh Obat : Antibiotik (penisilin, sefalotin, kloramfenikol), asetaminofen, sulfonamid, propiltiourasil, barbiturat, agen kemoterapi kanker, diazepam, diuretik, klordiazepoksid, agen hipoglikemik oral, indometasin, metildopa, rifampin, fenotiazin.

H.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Leukosit
Berikut faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah sel darah putih :
a)      Jenis Kelamin
Pada laki-laki dan wanita normal leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1 : 700 (Frandson, 1992). Leukosit adalah bagian dari sel darah yang berinti, disebut juga sel darah putih. Di dalam darah normal didapati jumlah leukosit rata-rata 4000- 11.000 sel/cc.
b)      Usia
Orang dewasa memiliki jumlah leukosit lebih banyak dibanding anakanak.
c)      Tempat Ketinggian
Orang yang hidup di dataran tinggi cenderung memiliki jumlah leukosit
lebih banyak.
d)     Kondisi Tubuh Seseorang
Sakit dan luka yang mengeluarkan banyak darah dapat mengurangi jumlah leukosit dalam darah

I.       Faktor Kesalahan dalam Menghitung Leukosit
Faktor kesalahan yang dapat dilakukan dalam menghitung leukosit adalah sebagai berikut :
1.      Pra Analitik
§  Memakai pipet basah
§  Kamar hitung atau kaca penutup kotor
§  Letaknya kaca penutup salah
2.      Analitik
§  Bekerja terlalu lambat sehingga ada bekuan darah
§  Menghisap darah tidak mencapai garis tanda 0,5
§  Mengeluarkan sebagian darah yang telah dihisap karena melewati garis tanda 0,5
§  Kehilangan cairan dari pipet, karena mengalir kembali kedalam botol yang berisi larutan Turk
§  Tidak menghisap larutan Turk tepat sampai garis 11
§  Terjadi gelembung udara didalam pipet pada waktu menghisap larutan Turk.
§  Terbuang sedikit cairan pipet pada waktu mengocok pipet atau pada waktu mencabut karet penghisap dari pipet.
§  Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan Turk
§  Tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung.
§  Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung.
§  Ada gelembung udara termasuk bersama dengan cairan.
§  Kaca penutup tergeser karena disentuh dengan lensa mikroskop

3.      Pasca Analitik
§  Salah menghitung sel yang menyinggung garis garis batas.
V. Alat dan Bahan
            Alat     :
Ø  Hemocytometer dengan pipet pengencer Thoma leukosit (skala untuk leukosit : 0,5-11), kamar hitung ( Improved Neubauer ), kaca penutup dankaret penghisap.
Ø  Syringe
Ø  Tabung Serologi
Ø  Mikroskop
Bahan :
1.      Larutan Turk
2.      Darah dengan antikoagulan EDTA
3.      Tissue
4.      Aquadest

VI. Cara Kerja
1.      Dihisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,5
2.      Diapus kelebihan darah diujung pipet
3.      Dimasukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk dengan sudut 45º, tahan agar tetap ditanda 0,5. Diisap larutan Turk hingga mencapai tanda 11. Jangan sampai ada gelembung udara.
4.      Ditutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap
5.      Dikocok selama 15 – 30 detik
6.      Diletakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horizontal diatas meja
7.      dikocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet.
8.      Dibuang semua cairan di batang kapiler ( 3 – 4 tetes) dan cepat sentuhkan ujung pipet ke kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut 30º. Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas.
9.      Dibiarkan 2-3 menit supaya leukosit mengendap dan sel-sel selain leukosit dilisiskan.
10.  Digunakan lensa obyektif mikroskop dengan perbesaran 10 kali, focus diarahkan ke garis-garis bagi.
11.  Dihitunglah leukosit di empat bidang besar dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri, ke bawah lalu ke kanan dan seterusnya. Untuk sel-sel pada garis yang dihitung adalah pada garis kiri dan atas (metose L atas) atau garis kiri dan bawah (metode L bawah) dipilih salah satu saja.

12.  Jumlah leukosit per µl darah adalah : jumlah sel x 50