Pengukuran Kadar Hematokrit (Hct)
atau Packed Cell Volume (PCV)
I.
Tujuan
a. Tujuan
Umum
1. Untuk
dapat mengetahui prosedur pengukuran kadar hematokrit (Hct) atau Packed Cell
Volume (PCV).
b. Tujuan
Khusus
1. Mahasiswa
dapat melakukan prosedur pengukuran kadar hematokrit (Hct) atau Packed Cell
Volume (PCV).
2. Mahasiswa
dapat menginterpretasikan hasil pengukuran kadar hematokrit (Hct) atau Packed
Cell Volume (PCV).
II.
Metode
Metode yang digunakan
pada praktikum adalah mikrohematokrit.
III.
Prinsip
Eritrosit dimampatkan
dengan alat pemusing (microhematocrit centrifuge) kemudian eritrosit yang sudah
mampat dibaca pada chart.
IV.
Dasar
Teori
A. Pengertian
Darah
Darah adalah
suatu fluida (yang dinamakan plasma) tempat beberapa bahan terlarut dan tempat
eritrosit, leukosit dan beberapa bahan lain yang tersuspensi. Sistem peredaran
darah terdiri dari jantung (yang merupakan pusat pemompaan darah), arteri
(pembuluh darah dari jantung), kapiler (yang menghubungkan arteri dengan vena)
dan vena (pembuluh darah yang menuju jantung). Darah berfungsi mengedarkan
suplai makanan kepada sel-sel tubuh, membawa oksigen ke jaringan-jaringan
tubuh, membawa hormon dan enzim ke organ yang memerlukan.
Pemeriksaan hematologi merupakan
sekelompok pemeriksaan laboratorium yang terdiri atas beberapa macam
pemeriksaan. Pemeriksaan darah rutin meliputi hemoglobin, jumlah lekosit, hitung
jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED). Pemeriksaan darah khusus meliputi
gambaran darah tepi, jumlah eritrosit, hematokrit, indeks eritrosit, jumlah
retikulosit dan jumlah trombosit.
B. Pengertian
Hematokrit
Hematokrit atau
volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah persentase
volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada
kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah
untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah. Pemeriksaan hematokrit
merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dikerjakan di
laboratorium berguna untuk membantu diagnosa berbagai penyakit diantaranya
Demam Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisitemia.
C. Metode Hematokrit
Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik
menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Metode pengukuran
hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu :
1.
Metode
makrohematokrit
Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA
atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm
dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus
selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai
hematokrit yang dinyatakan dalam %.
2.
Metode
mikrohematokrit
Pada metode mikro, sampel darah
(darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amonium-kalium-oksalat)
dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan
diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi
heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa
antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.
Metode mikrohematokrit lebih banyak
digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan
juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat
diperoleh secara langsung.
Metode
pemeriksaan secara mikro berprinsip pada darah yang dengan antikoagulan dicentrifuge
dalam jangka waktu dan kecepatan tertentu, sehingga sel darah dan plasmanya
terpisah dalam keadaan mampat. Persentase volume kepadatan sel darah merah
terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan hematokrit.
D. Nilai Rujukan
Dewasa pria : 40 - 52 %
Dewasa wanita : 35 - 47 %
Bayi baru lahir : 44 - 72 %
Anak usia 1 - 3 tahun : 35 - 43 %
Anak usia 4 - 5 tahun : 31 - 43 %
Anak usia 6-10 tahun : 33 - 45 %
E.
Masalah
Klinis
Penurunan kadar : kehilangan darah akut, anemia (aplastik,
hemolitik, defisiensi asam folat, pernisiosa, sideroblastik, sel sabit),
leukemia (limfositik, mielositik, monositik), penyakit Hodgkin, limfosarkoma,
malignansi organ, mieloma multipel, sirosis hati, malnutrisi protein,
defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C), fistula lambung atau duodenum, ulkus
peptikum, gagal, ginjal kronis, kehamilan, SLE. Pengaruh obat : antineoplastik,
antibiotik (kloramfenikol, penisilin), obat radioaktif.
Peningkatan kadar :
dehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia vera, eritrositosis, diabetes
asidosis, emfisema pulmonar tahap akhir, iskemia serebrum sementara, eklampsia,
pembedahan, luka bakar.
F. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi temuan laboratorium :
- Jika sampel darah diambil pada
daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena, nilai hematokrit cenderung
rendah karena terjadi hemodilusi.
- Pemasangan tali turniket yang
terlalu lama berpotensi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga nilai
hematokrit bisa meningkat.
- Pengambilan darah kapiler :
tusukan kurang dalam sehingga volume yang diperoleh sedikit dan darah harus
diperas-peras keluar, kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol sehingga
darah terencerkan, terjadi bekuan dalam tetes darah karena lambat dalam
bekerja.
V.
Alat
dan Bahan
Gambar
|
Nama Gambar
|
||||
|
1. Non
Heparinized microhematocrit tube
2. Chart
|
||||
|
Microhematocrit
centrifuge
|
||||
|
Seal (malam)
|
||||
|
Sampel darah EDTA
|
VI.
Cara
Kerja
1. Tabung
microHct diisi dengan sampel darah sebanyak 2/3 bagian.
2. Salah
satu ujung (yang tertutup darah) diseal.
3. Ditempatkan
tabung microHct tadi pada microHct centrifuge.
4. Dipusingkan
selama 5 menit dengan kecepatan 20.000 rpm.
5. Hasilnya
dibaca pada chart.
Daftar
Pustaka
Cahboro.
2011. Pemeriksaan Hematokrit. Online.
analiskesehatan.blogspot.com/2011/06/pemeriksaan-hematokrit.html (diakses pada
tanggal 29 September 2014)
ROLLY ISWANTO IBRAHIM. 2010. Pemeriksaan
Hematologi. Online. Analiskesehatan08kdi's.blogspot.com/2010/02/
pemeriksaan-hematologi.html ( diakses pada tanggal 29 September 2014)
Adhy.
2012. Hematokrit. Online. Adhyeljoo.blogspot.com/2012/02/hematokrit.html
(diakses pada tanggal 29 September 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar